Ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari sosok seorang ibu. Salah satunya bagaimana cara kita untuk bisa berdaya namun juga tetap bahagia. Tentunya tidak mudah menjalani peran seorang ibu. Apalagi seorang ibu disebut sebagai ruh bagi keluarganya. Apabila ibu sakit, maka seluruh keluarga merasa sakit. Jika ibu sedang sedih, maka suasana di rumah pun terasa tidak bahagia.
Meski begitu, bukan berarti seorang ibu harus selalu terlihat sempurna. Ada kalanya kita sebagai ibu boleh menyampaikan apa yang kita rasakan kepada anak dan pasangan kita. Seperti yang dijelaskan oleh Abyz Wigati, S. Psi, Konselor Anak & Keluarga dari Harum Family Center.
Melalui talkshow Lintas Malang Siang bertajuk “Menjadi Ibu yang Berdaya dan Bahagia” pada 13 Desember 2022, beliau mengatakan bahwa seorang ibu harus selalu merasa berdaya dan bahagia. Karena seorang ibu adalah ruh di dalam keluarga.
“Untuk bisa berdaya sebenarnya berangkat dari diri sendiri, namun sangat besar pengaruh lingkungan terhadap keberdayaan seorang ibu. Apalagi kebahagiaannya,” ujarnya.
Pada acara yang disiarkan langsung oleh RRI Pro 1 Malang itu, Abyz Wigati juga menyebutkan beberapa hal lainnya yang bisa dilakukan untuk menjadi ibu berdaya dan bahagia. Salah satunya dengan mengenali diri sendiri.
Beliau menegaskan bahwa mengenali diri sendiri merupakan kunci dalam menjadi ibu yang berdaya dan bahagia. Sebab dengan mengenali diri sendiri, kita lebih mudah mengetahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan kita. Sehingga ketika kita merasa tidak berdaya di tengah keluarga, kita dapat dengan cepat mengatasinya.
“Setiap ibu memiliki kondisi yang berbeda-beda. Jadi kita tidak bisa membandingkan antara standar kebahagiaan ibu dalam satu keluarga dengan kebahagiaan seorang ibu di keluarga yang lain,” tegasnya.
Dirinya menambahkan jika peran lingkungan terutama keluarga, memiliki pengaruh besar terhadap ibu yang berdaya dan bahagia. Perhatian kecil dari suami dan anak dapat meningkatkan kebahagiaan seorang ibu.
Berinisiatif membuka ruang diskusi bersama keluarga memang bisa menjadi pilihan. Namun perlu diperhatikan bahwa diskusi yang dibangun haruslah bertujuan untuk membahagiakan semua, bukan hanya untuk kepentingan ibu.
“Karena sebetulnya keluarga yang bahagia itu bukan karena memiliki kesempurnaan, tetapi karena masing-masing anggota keluarga bersedia menerima kekurangan,” ungkapnya.
Dirinya pun berpesan agar kita sebagai ibu tidak harus membandingkan diri dengan orang lain di media sosial. Sebab apa yang terlihat di media sosial, belum tentu sesuai dengan yang sebenarnya terjadi. Keluarga yang terlihat bahagia di media sosial, mungkin mereka telah melalui banyak hal dalam rumah tangganya.
“Kalau kita berpikir tentang kebahagiaan yang dimiliki orang lain, maka kita tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan kita sendiri. Karena kita terlalu sibuk dengan mengukur kebahagiaan kita, membandingkan dengan kebahagiaan orang lain,” pungkasnya.
Menurutnya, setiap ibu itu berbeda. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Apabila kita terlalu fokus membandingkan diri dengan orang lain, bisa jadi kita akan stres, tidak mendapatkan kebahagiaan dan melah semakin bersedih.
“Berdaya itu adalah ketika kita bisa bersikap dengan tepat saat melakukan kesalahan, melakukan hal-hal tidak baik di luar kontrol,” ungkap beliau.
Berdasarkan pemaparan beliau, hal uatama yang perlu kita sadari adalah setiap ibu itu berbeda, kita perlu mengenali diri sendiri untuk menjadi ibu yang berdaya dan bahagia. Di sisi lain kita pun memerlukan support system yang baik dari orang-orang terdekat seperti anak dan suami.