Sharing Parenting di Negeri laskar Pelangi – Adakah Ayah-Bunda yang pernah ke negeri Laskar Pelangi? Kalau belum pernah pasti penasaran donk bagaimana kisah parenting di Pulau Belitung tersebut. Yuk, ikuti kisah dari Bunda Abyz yang bulan lalu sharing parenting di Pulau Belitung.
***
Sekeping Hati Selaksa Cerita, Belitung Bisa
Ini kisah 10 hari di Pulau Laskar Pelangi, sudah sebulan lalu jalan ceritannya terjadi, namun tak kunjung berkesempatan saya menuliskannya. Hari ini saya merasa harus bertutur meski mungkin tak seru sangat, hehehe….
Tanggal 10 Maret 2019, jelang keberangkatan ke Pulau Belitung, qodarulloh saya demam tinggi, tenggorokan mengalami radang hingga tak bisa mengeluarkan suara merdu (halah…. wkwkwk), lidah berasa pahit hingga semua makanan yang masuk hanya berasa asin, kepala pusing dan perut mual.
Yah…. dengan terpaksa keberangkatan ditunda, 3 hari berikutnya.
Rabu, 13 Maret 2019, berbekal ridlo Matahari Hati dan sekeranjang do’a dari ketiga bintang kejora, saya bertolak dari Bandara Abd Saleh Malang menuju Belitung. Sudah sehatkah? Jelas belum, namun saya bersyukur Allah membekali kekuatan yang luar biasa hingga saya tiba di Belitung dengan bahagia.
Istirahat semalam belum mampu mengisi ‘baterai’ tubuh hingga 100% mungkin baru 40% saja, namun niatan baik untuk menebar virus good parenting demi kebaikan masyarakat yang membutuhkan, mampu memompakan semangat dan kekuatan yang luar biasa.
Kasus stunting yang terdeteksi dari data Posyandu membuat prihatin banyak pihak, salah satunya pemerintah daerah setempat terutama Dinas Kesehatan. Makanan Tambahan seolah tak banyak memberi makna perubahan, anak balita cenderung tak berminat dengan makanan bergizi yang tersedia.
Tak jarang ibu jadi emosi, ‘kekerasan’ pun tak terelakkan mulai dari verbal hingga sedikit cubitan dan pukulan. Cara memaksa justru membuat anak menangis dan muntah tak karuan. Para ibu kelimpungan dan akhirnya menyerah pada kemauan anak makan apa saja yang penting masuk, kenyang dan tidak rewel. Makanan instan yang rendah gizi pun biasa menjadi pilihan.
Proses sharing dalam fasilitasi kelas parenting kali ini menemukan sesuatu yang tak biasa, anak-anak tak menyukai makanan sehat yang disediakan ibunya lebih pada karena suasana hati anak yang berasa tak nyaman. Saat ibu marah, berwajah datar sampai garang, paksaan yang menyebalkan hingga luka hati karena diomeli dan dipaksa, bentakan dan mata melotot bagai hantu yang menakutkan bagi anak.
So…. kami pun saling sharing tentang bagaimana membuat suasana tentram dalam keluarga hingga anak-anak bisa turut merasakan keceriaan dan kedamaian yang nyaman terutama saat makan. Mantra bujuk rayu dan metode menyajikan makanan yang meningkatkan selera makan anak pun menjadi materi yang seru. Stimulasi untuk menumbuhkan kesadaran makan makanan sehat menjadi asyik dipelajari karena bisa dipraktekkan dengan nyaman.
Ya Allah saya sampai lupa dengan kondisi sakit selama sharing parenting hehehehe……
Begitulah, sebenarnya tak ada yang memaksa saya untuk terus bergerak, dari pulau ke pulau, dari puskesmas ke puskesmas dan lanjut dari desa ke desa di wilayah Kabupaten Belitung, selama 10 hari keliling sana-sini. Apa iya gak kelelahan? Pastinya lelah juga sih…. terlebih jauh dengan keluarga sering menimbulkan ‘sakit di jiwa’ yang tak ada obatnya selain pulang untuk bertemu kembali.
Saat Be-Te melanda, Allah selalu hadirkan teman-teman baik yang berkenan menemani, atau kehadiran sunset cantik di tepi pantai yang aduhai…. Menguatkan keyakinan saya untuk tak mengeluh dan terus semangat menebar kebaikan.
23 Maret 2019, Burung besi membawa saya kembali pulang, jejak-jejak ikhtiar untuk perbaikan kualitas generasi di Bumi Laskar Pelangi saya yakini tak akan memudar. InsyaAllah Semangat tebar kebaikan sudah tertular ke para Bidan Desa dan tenaga kesehatan lainnya yang menjadi ujung tombak perubahan proses pengasuhan di Kabupaten Belitung.
Buktikan bahwa, BELITUNG BISA!!!
Indonesia butuh upaya kita, lewat gerak dan karya nyata yang bermakna bagi sesama.
Terimakasih pada semua pihak yang telah memberi dukungan.
Good Parenting untuk Indonesia Lebih Baik
#MengabdidenganHati