Tahun ajaran baru akan segera dimulai beberapa bulan lagi. Biasanya orang tua (yang memiliki anak usia sekolah) sudah mulai memikirkan untuk memilihkan sekolah anaknya. Nah, pada Kamis-Jum’at (28-29 Maret 2019) Pondok Parenting Harum mengadakan Kulwap Parenting dengan tema Memilih Sekolah Untuk Anak. Berikut adalah rangkuman materi yang disampaikan oleh Bunda Abyz Wigatim S,psi.
Memilih Sekolah untuk Anak – Menjelang datangnya tahun ajaran baru, banyak lembaga pendidikan yang gencar melakukan sosialisasi dan promosi sekolahnya. Tak jarang yang terjadi justru anak masih belum terpikir untuk memilih sekolah, namun orangtua sudah sangat gelisah. Akhirnya mereka sibuk mencari info kesana-kemari untuk memilihkan sekolah yang unggul buat anak-anaknya.
Hampir semua promo sekolah selalu menawarkan kebaikan, baik secara program maupun fasilitas fisik yang biasanya juga diikuti dengan biaya yang tidak murah. Tetapi, terkadang orangtua lupa bahwa sekolah hanyalah sebuah institusi, adapun substansi yang sebenarnya dari aktivitas di sekolah adalah proses pembelajaran yang dilakukan anak.
Pahami Dulu Kondisi Anak
Saat memilih sekolah untuk anak, seharusnya perhatian utama justru ke anak. Bagaimana kondisi anak? Apa gaya belajar dan modalitas belajarnya? Apa hobi dan kesukaan mereka? Lalu, sesuaikah sekolah dengan anak? Pemahaman akan hal tersebut seringkali luput dari perhatian orangtua. Bahkan yang lebih ekstrem, anak tidak dilibatkan sama sekali dalam proses menentukan pilihan sekolah.
Padahal nantinya anaklah yang akan menjalani kehidupan di sekolah. Akibatnya, sangat mungkin terjadi ketidakcocokan dan ketidaknyamanan anak selama menjalani proses belajar di sekolah. Kondisi ini membuat anak tak bisa belajar dengan nyaman dan sulit meraih hasil optimal, anak bisa mengalami stress hingga muncullah perilaku-perilaku negatif yang tidak diinginkan.
Misalnya, anak tidak mau lagi sekolah, suka membolos, tidak mau mengerjakan tugas sekolah, membantah guru, ataupun berbohong kepada orang tua berkaitan dengan aktivitas sekolah.
Masing-masing orang cenderung berbeda cara dalam menyerap informasi dan mengekspresikan kejadian di lingkungan sekitarnya. Jadi, antara orang tua dan anak bisa sangat berbeda kondisi kenyamanan dan ketepatan proses belajarnya. Karenanya metode pembelajaran di suatu sekolah yang menurut orang tua sudah keren banget, bisa jadi sangat menyebalkan bagi anak.
Untuk menghindari hal yang tidak diharapkan, saat memilih sekolah sebaiknya orang tua memahami kondisi anak terlebih dahulu. Lebih baik lagi jika orang tua juga paham tentang gaya belajar dan modalitas belajar. Harapannya, orang tua lebih memahami sekolah yang dibutuhkan anak, bukan yang diinginkan orang tua.
Pahami Ketuntasan Tumbuh Kembang Anak
Hal yang tidak kalah penting dalam memilih sekolah untuk anak adalah memahami ketuntasan tumbuh kembang anak di tahapan fase tumbuh kembangnya. Adakalanya, akibat orang tua terlambat belajar parenting, di usia pra sekolah, anak sering diperlakukan trial and eror. Hal ini menyebabkan tumbuh kembang anak belum tuntas.
Baca Juga: [Sharing Parenting] Serpihan Kisah Kampung Rawa
Misalnya, di usia sekolah belum bisa makan sendiri, belum percaya diri berkomunikasi dengan orang lain yang bukan kelurganya, masih sering ngompol ataupun perilaku ketidaktuntasan yang lain.
Nah, jika ada kondisi-kondisi khusus tersebut, maka orang tua perlu juga memperhatikan sekolah yang menjadi tujuan tempat belajar anak. Hal ini berkaitan dengan layanan penuntasan tumbuh kembang anak, karena anak membutuhkan itu.
Memilih Sekolah Lanjutan
Untuk pilihan melanjutkan sekolah, biasanya anak berada pada fase remaja. Perlu dipahami juga program kegiatan lain yang ada di sekolah yang akan dituju (di luar kegiatan pembelajaran akademis). Anak remaja umumnya hatinya akan enjoy jika hobinya tersalurkan.
Maka, orang tua perlu memperhatikan ketersediaan kegiatan sekolah yang bisa mendukung hobi anak, remaja butuh itu untuk menaikkan semangatnya. Jika kebutuhan penyaluran hobinya terfasilitasi, anak tidak mudah stress dan konsentrasi belajarnya bisa terbantu. Kemampuan skill-skill yang lain juga meningkat, seperti kemampuan nalar, pemecahan masalah dan kreativitas hingga akademisnya. Tentu saja harus disertai dukungan dan pengawasan yang tepat dari orangtua dan guru yang saling bersinergi.
Survei Proses Belajar Mengajarnya
Pernahkah Ayah-Bunda melakukan survei sekolah? Biasanya apa yang ditanyakan?
Ya, mayoritas orang tua fokus pada gedung sekolah, program sekolah, ataupun fasilitas yang disediakan. Padahal, jika Ayah-Bunda bertanya kepada kepala sekolah atau guru-guru tentang hal tersebut, pasti jawabannya bagus dan menarik. Tetapi apakah sesuai dengan anak kita?
Jadi sebaiknya survei sekolah dilakukan pada saat ada proses belajar mengajar yang bisa dilihat interaksinya antara guru dan peserta didik. Bagaimana cara guru mengajar? Bagaimana sikap siswa terhadap guru? Adakah interaksi antara guru dan siswa?
Memang, tidak ada sekolah yang bisa menjamin peserta didiknya sukses di masa depan. Tidak ada sekolah yang sempurna, semua sekolah pastinya memiliki kelebihan dan kekurangan. Orangtua dan keluarga di rumah adalah institusi paling tepat untuk melengkapi kekurangan yang ada di sekolah (tempat belajar anak).
Sharing Pengalaman dari Bunda Abyz
Saya cenderung memilih sekolah yang kekurangan di dalamnya mampu kami atasi di rumah dalam keluarga. Jadi kami tidak melihat kelebihannya namun justru berusaha memahami kekurangannya. Jika kekurangan yang ada di sekolah tersebut sekiranya bisa kami atasi di rumah dibantu dengan semua anggota keluarga, maka sekolah tersebut masuk alternatif pilihan kami sebagai orangtua untuk ditawarkan ke ananda.
Maaf, sekedar sharing pengalaman di keluarga kami. Biasanya saya dan suami akan survey dulu untuk berburu sekolah yang sesuai daftar kebutuhan kondisi anak dan kekurangannya sekolah bisa kami atasi di keluarga. Setelah mendapatkan setidaknya 3 sekolah yang sesuai dengan kriteria tersebut, kami menawarkannya pada anak untuk memilih.
Sebelum menentukan pilihan, kami mengajak ananda untuk melihat langsung kondisi sekolah dan proses belajar yang berlangsung di sekolah tersebut. Memberi kesempatan untuk mencari tahu sebanyak mungkin terkait program sekolah dan membandingkan ketiga alternatif sekolah tersebut. Jika sudah dipilih salah satunya maka ananda harus belajar bertanggungjawab menghadapi risiko atas pilihannya tersebut.
Proses ini kami lakukan sejak memilih Sekolah Dasar
InsyaAllah kalau proses memilih sekolahnya sudah relatif tepat, anak akan bisa melakukan proses pembelajaran di sekolah tersebut dengan lebih baik.
Tapi ya saya gak berani memastikan hasil yg maksimal karena kalau hasil itu kewenangan Allah. Saya hanya bisa menyampakan upaya proses yg tepat 🙏
Itu dia tips memilih sekolah untuk anak dari Bu Abyz Wigati, konselor di Pondok Parenting Harum. Setelah penyampaian materi kulwap, peserta dapat mengajukan pertanyaan yang juga dijawab oleh Bunda Abyz. Rangkuman pertanyaan saya terbitkan dalam postingan terpisah di Tanya Jawab [Kulwap] Memilih Sekolah untuk Anak.