Masa pandemi yang berdurasi hampir setahun ini nyaris membuat banyak orang tua stress berat karena melakukan peran ganda. Yaitu sebagai orang tua maupun guru. Siapa yang sudah lelah karena school from home? Tenang dulu Bunda, kita tidak sendiri. Di luar sana banyak orang tua yang juga berjuang mengatasi seribu satu permasalahan saat sekolah di rumah.
Masalah utama saat belajar di rumah adalah mengatur emosi. Memang sebagai ibu, kita selalu dituntut untuk melakukan banyak hal dalam 1 waktu. Namun saat mendampingi anak belajar (apalagi jika ia masih TK atau SD kelas 1-3), butuh banyak kesabaran. Sehingga mau tak mau fokus mengajar, menemani anak mengerjakan PR, dan menomorduakan urusan rumah.
Masalahnya tak semua ibu bisa sabar saat mengajari anaknya sendiri.
Nah, daripada bingung dan stress saat school from home, ini beberapa tips agar Bunda stay cool ketika mengajar di rumah:
Pahami Emosi dan Mood Anak
Anak adalah pribadi yang unik, karena lebih ekspresif daripada orang dewasa. Namun kadang malah bikin hati jengkel karena ia tiba-tiba ngambek dan tidak mau mengerjakan PR. Tenang Bunda, jangan emosi dulu lalu marah-marah tiada henti. Berhenti mengajar sejenak dan tarik napas panjang.
Lihatlah mood anak ketika belajar. Ketika sudah lelah saat mengerjakan tugas, biarkan ia beristirahat sebentar. Jangan dipaksa, karena ia bisa trauma belajar. Ketika sang Bunda paham bahwa ia sedang bad mood, maka setelah istirahat ia akan tenang, mau mengerjakan, dan sangat berterima kasih. Karena sang Bunda memahaminya.
Sabar
Kunci dari mengajar adalah sabar. Anak-anak masih belajar sehingga tidak bisa tiba-tiba jadi ahli seperti orang dewasa. Ketika ia belum juga hafal perkalian, Bunda jangan marah-marah apalagi mencubit! Karena ia bisa ngambek dan mogok belajar.
Ketika anak belum bisa, maka ajarkan sampai ia bisa. Bukankah practice makes perfect? Semangati anak untuk berlatih terus, sampai ia paham pelajaran itu. Ketika ia belum bisa, telusuri penyebabnya. Oh ternyata ia malas menghafal karena ngantuk, bosan, dll. Sabarlah dan cari cara agar ia semangat lagi, misalnya dengan menyetelkan fim edukasi, agar ia memahami pelajaran itu.
Ajari Sesuai dengan Minatnya
Kadang alasan anak untuk malas belajar karena ia tak juga paham, mengapa harus belajar matematika, dll. Nah di sinilah peran penting Bunda, untuk mengajar sesuai dengan minatnya. Misalnya anak suka kereta api, maka ajarkan soal penambahan dan perkalian dengan gambar kereta api. Gambarnya banyak tersedia di Google, tinggal dicetak dan dijadikan media pembelajaran.
Sebaliknya, ketika minat anak adalah matematika tapi kurang suka menggambar, ajari cara berkreasi dengan angka. Misalnya dari angka 2, bisa diteruskan jadi gambar bebek, dll. Anak akan senang karena ternyata menggambar itu mudah dan menyenangkan.
Jangan Terlalu Ambisus
Walau kita ingin punya anak cerdas, namun Bunda wajib mengerem agar tidak terlalu ambisius. Misalnya ketika anak sudah belajar namun malah disuruh mencontek saat ujian online, alasannya biar punya nilai 100. Wah ini namanya tidak jujur, dan dilarang keras karena akan merusak kepribadiannya.
Biarlah anak punya nilai hanya 75 dari hasil pemikirannya sendiri. Walau ujian dari rumah membuat Bunda bisa memanipulasi atau meminta bantuan teman untuk mengerjakannya, pastikan anak mengerjakannya sendiri. Sifat yang terlalu ambisius hanya akan membawa ke arah kehancuran.
Mendampingi anak belajar saat masa pandemi memang butuh kesabaran ekstra. Namun bukan berarti Bunda harus menyerah. Teruslah semangat mengajar dan memahami mood anak, agar ia merasa dihargai dan disayang. Tetaplah menyemangatinya untuk jujur dan termotivasi, dan buang jauh-jauh ambisi yang keterlaluan.
Semoga bermanfaat ^_^
Salam good parenting untuk Indonesia yang lebih baik. Dari keluarga untuk bangsa.