Ayah-Bunda, penting sekali memahami tahapan tumbuh kembang anak karena setiap orangtua mendapat amanah untuk mengasuh dan mendidik anak. Setiap anak yang ada dalam pengasuhan kita adalah anak dipilihkan Tuhan sebagai yang terbaik bagi kehidupan kita.
Oleh karenanya, penting sekali mengetahui tahapan perkembangannya agar dapat membersamai proses tumbuh kembang anak-anak dengan tepat.
Nah, disetiap tahapan, ada tugas tumbuh kembang yang perlu dituntaskan baik secara fisik maupun psikis. Ayah-Bunda juga perlu memperhatikan bahwa anak membutuhkan perlakuan yang berbeda di setiap tahapan tumbuh kembangnya.
Perlakuan yang lebih tepat di setiap tahapan tumbuh kembang akan mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan fisik, psikis dan perilaku anak
Lalu, bagaimana tahapan tumbuh kembang anak-anak sesuai fasenya?
Fase Pertama (0 – 7 Tahun)
Pada fase pertama ini, dikatakan masih bayi saat usia anak 0 sampai 2 tahun. Kondisi pertumbuhan fisik dan otak bayi sangat pesat namun fisiknya masih lemah. Untuk itu proses pengasuhan yang dibutuhkan adalah dengan memberikan kehangatan melalui kelekatan yang aman terutama sentuhan dan ekspresi bahagia. Selain itu Ayah-Bunda juga bisa menumbuhkan kecintaan terhadap hal-hal yang baik, seperti dongeng, permainan dll.
Lalu usia 2 – 7 tahun dapat dikatakan sebagai fase anak-anak awal dan berakhirnya ditandai dengan dengan tanggal gigi yang pertama.
Nah, pada fase anak-anak awal – akhir (umumnya usia 7 tahun) secara kognitif anak-anak cepat belajar tapi sulit memahami (banyak bertanya). Anak-anak juga cenderung (dominan) menggunakan otak kanan (imajinatif).
Sedangkan secara emosional emosi mereka belum stabil, keinginannya ingin dituruti, serta mudah sedih, mudah marah, tapi cepat gembira lagi. Inilah yang menyebabkan anak-anak itu kalau lagi marahan dengan temannya akan segera bisa bermain lagi.
Secara sosial, anak-anak pada fase ini lebih suka berinteraksi dengan banyak orang yang sudah dikenal. Mereka juga takut dengan orang yang belu dikenal. Jadi jangan heran jika ada anak kecil yang tidak mau bersalaman karena secara sosial mereka memang lebih berhati-hati dengan orang asing.
Ayah-Bunda, proses pengasuhan yang dibutuhkan pada fase pertama ini adalah:
- Memberi kesempatan kepada anak-anak untuk bereksplorasi sesuai kebutuhan dan keinginan.
- Menghargai perasaan anak
- Membersamai anak dalam proses bermain untuk menumbuhkan pemahaman terhadap tata nilai
- Mengenalkan emosi
Fase Kedua (±7-12 tahun)
Dalam kondisi ‘normal’ anak-anak pada fase akhir – jelang remaja usia ±7-12 tahun (mulai dari tanggal gigi hingga baligh) memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
Secara kognitif:
- Mulai mampu menganalisa sebab akibat penggunaan otak kiri
- Belajar dari konsep
- Memahami konsep berlawanan
Secara emosional:
- Menuju tertata
- Bisa belajar mengalah
- Bisa mulai belajar mengendalikan diri
- Mulai mandiri
- Sering berubah secara mengejutkan
Secara sosial:
- Mulai tertarik dengan lawan jenis
- Suka berkelompok
Nah, proses pengasuhan yang dapat Ayah-Bunda berikan pada anak fase kedua ini adalah:
- Dukungan untuk kemandirian, seperti membuat keputusan dan menentukan pilihan.
- Memberikan bimbingan untuk menerapkan tata nilai dalam bersosialisasi, seperti berpendirian dan berani jadi diri sendiri.
- Memberikan situasi kondusif di setiap proses belajar.
Fase Ketiga ±12-18 tahun (Baligh – Akil Baligh/dewasa)
Fase ketiga dilalui oleh anak-anak pada saat baligh hingga akil baligh/dewasa. Dalam kondisi ‘normal’ anak-anak pada fase ini secara kognitif mereka memiliki minat yang tinggi untuk belajar dan berkarya. Daya juangnya pun tinggi untuk mewujudkan mimpi atau cita-cita.
Secara emosional mereka lebih bergejolak dan sensitive sehingga orang tua harus bisa memahami perasaannya. Nah, pada fase ini secara sosial anak akan lebih percaya dan dekat dengan teman sebaya.
Lalu, proses pengasuhan seperti apa yang dapat Ayah-Bunda lakukan?
- Memperlakukan anak-anak sebagaimana orang dewasa/partner/mitra
- Mengenali dan mengakrabi teman-temannya
- Bimbingan terkait tanggungjawab dan tujuan hidup
Proses menumbuhkembangkan anak pada aspek apa pun, perlu disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan anak di fase tumbuhkembangnya. Misalnya dalam hal berkomunikasi, memotivasi, menyampaikan pengetahuan tentang seksualitas, menumbuhkan karakter baik, menyikapi emosi dll.
Apakah Orangtua Harus Selalu Benar?
Orangtua bisa benar dan bisa salah. Lalu, jika orangtua salah sebaiknya mengakui, meminta maaf, dan mau memperbaiki.
Kita, sebagai orang tua sebaiknya fokus pada proses belajar parenting untuk menjadi orangtua-pengasuh yang lebih baik. Bukan untuk memaksa anak menjadi baik.
Sekian materi tahapan tumbuh kembang anak yang disampaikan Bunda Abyz Wigati kepada para peserta Sekolah Parenting Harum.
Apabila ada yang kurang jelas dan butuh penjelasan lebih lanjut, bisa banget menghubungi Sekolah Parenting Harum melalui email atau kontak yang tertera.
Terima Kasih ^_^
Salam Good Parenting untuk Indonesia Lebih Baik – Dari Keluarga untuk Bangsa