Selama pandemi sering kita mendengar kata depresi. Ya, perubahan secara tiba-tiba yang kita rasakan selama pandemi bisa mengakibatkan stress. Nah, stress yang tidak teratasi dengan baik bisa mengakibatkan depresi.
Menurut KKBI depresi adalah gangguan jiwa pada seseorang yang ditandai dengan perasaan yang merosot (seperti muram, sedih, perasaan tertekan).
Sebenarnya bagaimana sih tanda-tanda orang yang mengalami depresi?
Nah, beberapa waktu lalu saat Selasa Sharing di WAG Alumni Sekolah Parenting Harum juga dibahas hal ini.
Pada gambar tersebut ada keterangan sumber dari facebook kemenkes.
Jadi seiring perkembangan teknologi dan pola interaksi manusia dengan dunia maya, tanda gejala depresi memunculkan perkembangan baru.
Delapan (8) gejala pada gambar tersebut cenderung sering muncul pada pasien dengan diagnosa depresi yang banyak ditangani pada sekitar 3-5 tahun terakhir ini.
Poin 4 kabarnya semakin meningkat karena media sosial makin banyak digunakan untuk pelarian ataupun penyaluran tekanan batin yang dialami individu dengan gangguan psikologis terkait mental.
Hayo, siapa yang sering curhat di media sosial?
Padahal banyak loh gangguan mental yang disebabkan interaksi di medsos. Misalnya komen netizen yang mengarah pada bullying.
Ada yang masih ingat gak? Beberapa artis korea yang meninggal setelah dibully di medsos?
Sebenarnya, saat kondisi mental sedang terganggu oleh sebab apa pun sebaiknya lakukan penerimaan. Jadi, akui saja bahwa kondisi mental sedang tidak baik-baik saja. Hal itu justru akan meringankan beban hati dan pikiran.
Sebaliknya, jika diabaikan atau dikuat-kuatkan, misalnya dengan menyatakan, “ah aku baik-baik saja kok.” Maka itu justru akan membuat semakin terbebani.
Setelah melakukan relate atau mengakui dan menerima, maka kebutuhan yang perlu dipenuhi berikutnya adalah ‘teman’.
Jadi penting banget untuk memilih orang yang tepat sebagai teman yang mau mendengar dan memvalidasi kondisi ketidaknyamanan. Tidak harus psikolog atau konselor.
Misalnya nih pada gambar nomor satu, bukan hanya sensi karena tersakiti hati atau mudah tersinggung. Tapi juga mudah sakit fisik, misalnya dengan mengalami alerginya, biasanya yang tahan dengan makanan pedas jadi gampang diare, dan lainnya.
Jenis kepribadian memang sudah merupakan potensi bawaan. Kalau di psikologi ada beberapa type, seperti sanguinis (optimis, aktif dan sosial), koleris (pemarah, cepat atau mudah tersinggung), melankolis (analitis, bijak dan tenang), dan Plegmatis ( santai dan damai).
Tapi untuk memastikan type kepribadian itu ya gak cuma dari beberapa sisi saja, tentu ada ciri-ciri lainnya, kudu diassesment dulu untuk memastikan. Pastinya semua manusia punya potensi kekuatan dan keterbatasan. Jadi PD aja bahwa pasti akan mampu mengatasi. Hanya butuh mengyuapayakan lebih tepat metode yang ditawarkan.