Halo Ayah-Bunda …
Selasa sharing kali ini, Bunda Abyz ingin menyampaikan materi diskusi yang sempat ramai dibahas bersama ibu-ibu paguyuban sebuah sekolah di Kulwap beberapa waktu lalu. Waktu itu Bunda Abyz sebagai pemateri dengan tema mengelola emosi anak.
Ada pertanyaan dari peserta yang menggelitik yaitu, bagaimana caranya agar anak mau selalu patuh pada orangtuanya?
Seperti biasa, di WAG alumni Sekolah Parenting Harum, Bunda Abyz meminta semua anggota untuk menyampaikan pendapatnya. Berikut adalah hasil ringkasan pendapat dari beberapa anggota.
Saya malah tidak sependapat dengan kalimat itu di paragraf terkakhir. Anak-anak yang yes mom itu, orang tua tidak tau apa dia yes dengan tulus ato yes dengan terpaksa, ato yes sambil gondok. Malah anak-anak yang kadang menolak perintah orangtua, menandakan hati dan logika mereka normal. Sebab anak-anak juga manusia, punya rasa punya mau. Lah kalau yes mom terus kapan anak anak jadi dirinya sendiri? Bisa-bisa sampai dewasa akan menjadi anak yang kurang mandiri, kurang kreatif, kurang bisa mengungkapkan isi hati dan keinginan, dan kurang bisa berekspresi. Jadi lebih baik patuh pada beberapa hal dan sebagian lainnya bisa didiskusikan.
-Bunda D”
“Saya sendiri bukan anak yang selalu patuh pada orang tua😄. Belajar dari pengalaman saya sebagai anak dan di sesuaikan dengan perkembangan jaman, kami membuka ruang diskusi untuk anakanak dalam hal sederhana sekalipun. Misal hari ini karena di Batu dingin banget dan anak saya ada kegiatan zoom jam 07.00 bersama wali kelas, dari pada saya paksakan mandi dan sarapan saya berikan pilihan untuk dia, yang jam 6 pagi balik ke kamar goler-goler dengan selimutnya.
“Le sekarang sudah jam 6, Adek mau maem atau mandi dulu?” Dia pilih makan dulu. “Oke, berarti setelah makan mandi?” Dia jawab iya.
Komunikasi sederhana yang tidak memaksakan kehendak seperti ini sangat membantu kami sebagai orang tua untuk negosiasi dengan anak. Jadi menurut pendapat kami, segala sesuatu jika dikomunikasikan dengan baik insyaallah tidak akan menjadi beban bagi anak dan orang tua.
“Bunda E”
Terkait nurut, saya selalu ajak Anak diskusi. Kalau sudah sepakat dengan hasil diskusi kita, ya enak, saya sebagai emak tinggal mengingatkan.. Tapi kok akhir-akhir ini anak suka mbleset (tidak patuh kesepakatan) ya. Jd saya sering tetap ngotot memaksakan apa yang sudah jadi kesepakatan.
-Bunda Z-
Bersyukurlah yang punya kesempatan mengungkapkan perbedaan. Barangkali itu hal yang mewah bagi orang lain. Saya sampaikan ini dari sudut pandang saya sebagai anak. Padahal kita ini sebagian besar sudah jadi orang tua.
-Bunda L-
Bagaimana Caranya agar Anak Mau Selalu Patuh pada Orangtuanya?
Lalu, tibalah saatnya Bunda Abyz menanggapi semua pendapat atau sharing dari beberapa anggota.
Yang disampaikan Bunda E adalah proses komunikasi yang dilakukan saat menyikapi perbedaan dengan anak.
Ibu maunya anak segera mandi dan bersiap belajar daring. Anak maunya nyantai yang penting di jam belajar daring sudah siap. Nah, Bunda E menggunakan strategi komunikasi yang pas untuk anak dengan memberi pilihan.
Di good parenting, beda pendapat dan tidak patuh itu dua hal yg berbeda ya 😊
Pada materi perbedaan pendapat dengan anak, soal kepatuhan itu terkait standart nilai/norma yang berlaku dalam keluarga. Tentunya sudah melalui ‘perjuangan’ ketika mengenalkan, menjelaskan, menyepakati sampai menegakkannya.
Kepatuhan prinsipnya bukan dipaksakan tapi lebih ke arah konsistensi. Gampangnya, bukan hanya anak yang harus patuh dengan standart nilai/norma, tapi orangtua juga (bahkan orang dewasa yang berkewajiban memberi contoh).
Nah, kalau terkait perbedaan pendapat, Biasalah orangtua dan anak menjalani proses kehidupan yang berbeda. Normalnya ya pasti ada perbedaan. Kalau selalu ‘yes mom‘ (istilahe Bunda 🤭) malah bahaya karena itu pertanda anak sudah APATIS.
Salah satu dampaknya, akan sampai pada titik puncak yang memunculkan gejolak pemberontakan. Bisa jadi kondisi ini munculnya setelah anak menjadi orang dewasa dan memiliki kehidupan keluarga sendiri.
Jadi seperti bom waktu gitu.
Jadi, kalo anak ngeyel, ogah-ogahan, menolak atau apalah yang dianggap ‘gak nurut’. Kita mesti pahami dulu, ini karena beda pendapat atau penolakan terhadap standar nilai/norma.
Setelah membaca ringkasan sharing tersebut, semoga Ayah-Bunda mendapatkan jawaban yang diinginkan. Atau kalau masih kurang jelas bisa dong langsung ditanyakan kepada Bunda Abyz melalui kolom komentar, DM IG @pondokparenting.harum atau email.
Salam good parenting untuk Indonesia yang lebih baik. Dari keluarga untuk bangsa.