Di tengah kesibukan yang serba cepat, banyak keluarga merasa sudah sering menghabiskan waktu bersama, tetapi kehilangan makna dari kebersamaan itu sendiri. Hal ini menjadi sorotan dalam sesi Parenting Talk di RRI Pro 2 Malang, Selasa, 14 Oktober 2025, bersama Bu Abyz Wigati dari Harum Family Center.
Menurut Bu Abyz, waktu berkualitas bersama keluarga bukan diukur dari lamanya waktu yang dihabiskan, tetapi dari seberapa dalam koneksi emosional yang tercipta. Saat orang tua hadir sepenuh hati, anak akan merasa aman, dihargai, dan dicintai.
Kehadiran yang Bermakna dalam Keluarga
Kehadiran fisik tidak selalu berarti keterlibatan emosional. Banyak keluarga duduk di meja makan yang sama, tetapi hati dan pikirannya berada di tempat lain. Anak-anak sebenarnya tidak menuntut waktu yang banyak, mereka hanya ingin merasakan bahwa orang tuanya benar-benar mendengarkan.
Kehadiran yang tulus menumbuhkan rasa percaya dan kedekatan yang menjadi dasar hubungan sehat antara orang tua dan anak.
Hal ini sejalan dengan prinsip dalam artikel Menumbuhkan Empati Anak Sejak Dini, bahwa kedekatan emosional adalah fondasi utama bagi tumbuh kembang anak yang seimbang.
Makna di Balik Hal Sederhana
Waktu berkualitas tidak harus selalu dalam bentuk acara besar. Justru, momen kecil sehari-hari sering kali lebih bermakna.
Beberapa menit berbincang sebelum tidur, menyiapkan sarapan bersama, atau sekadar mendengarkan cerita anak setelah pulang sekolah — semuanya bisa menjadi bagian dari quality time yang berharga.
Kuncinya adalah hadir tanpa gangguan. Jauhkan ponsel, matikan televisi sejenak, dan fokus pada interaksi yang terjadi. Saat anak merasa diperhatikan, mereka belajar bahwa kasih sayang diwujudkan melalui perhatian yang nyata, bukan hanya kata-kata.
Menumbuhkan Suasana Hangat di Rumah
Suasana dalam keluarga sangat dipengaruhi oleh cara orang tua berinteraksi dengan anak. Nada bicara, ekspresi wajah, dan respon terhadap perilaku anak dapat menciptakan rasa aman atau sebaliknya.
Menegur dengan lembut jauh lebih efektif dibandingkan dengan nada tinggi. Kehangatan tidak berarti tanpa batas, tetapi menghadirkan aturan dengan kasih.
Seperti dijelaskan dalam artikel Komunikasi Efektif dalam Pengasuhan Keluarga, hubungan yang sehat dibangun melalui dialog yang saling menghargai, bukan sekadar instruksi satu arah.
Tidak Ada Kata Terlambat untuk Memulai
Beberapa orang tua mungkin baru menyadari pentingnya waktu berkualitas ketika anak-anak sudah tumbuh besar. Namun, Bu Abyz menegaskan bahwa tidak pernah ada kata terlambat untuk memperbaiki hubungan.
Langkah awal bisa dimulai dengan mengakui bahwa sebelumnya mungkin belum banyak waktu yang benar-benar dihabiskan bersama. Kejujuran dan kerendahan hati akan membuka ruang baru untuk kedekatan.
Ajakan sederhana seperti, “Ayo kita makan malam bareng tanpa gadget malam ini,” bisa menjadi awal dari hubungan yang lebih hangat.
Hadir Sepenuh Hati, Meski Sebentar
Kebersamaan sejati bukan tentang berapa lama waktu dihabiskan, tetapi bagaimana setiap detik dijalani dengan penuh kesadaran. Dalam kehidupan modern yang serba cepat, menghadirkan diri sepenuhnya adalah bentuk cinta yang paling nyata.
Sapaan hangat di pagi hari, ucapan terima kasih atas bantuan kecil, atau doa bersama sebelum tidur mungkin tampak sederhana, tetapi di situlah cinta keluarga tumbuh setiap hari.
Sekolah Parenting Harum sendiri sering menekankan pentingnya konsistensi kecil yang membangun kebiasaan positif dalam setiap kegiatan belajar keluarga (Kolaborasi Orang Tua dan Sekolah: Kunci Tumbuh Kembang yang Seimbang).
Penutup
Bu Abyz menutup sesi di RRI Pro 2 Malang dengan pesan yang sederhana namun mengena:
Kebahagiaan keluarga tidak tumbuh dari momen yang sempurna, tetapi dari hati yang saling hadir dan saling memahami.
Waktu berkualitas bersama keluarga bukan tentang kuantitas, melainkan kualitas kehadiran.
Hadir sepenuh hati, meski sebentar — itulah bentuk cinta yang paling dirindukan dalam setiap rumah.

